Cari Alamat Web Lain

Jumat, 12 Februari 2010

Seni Budaya Masyarakat IMEKO (Sorong Selatan)



Kesenian merupakan salah satu unsur dari ketujuh unsur kebudayaan yang terdapat pada setiap masyarakat baik yang kompleks (maju) maupun yang sederhana. Unsur kebudayaan kesenian mencakup jenis-jenis seni seperti seni rupa yang terdiri atas seni ukir, seni lukis, seni pahat, seni bangunan, dan seni menganyam, seni suara yang terdiri atas seni musik, seni lagu, seni drama, dan seni tari. Ragam dari berbagai jenis kesenian tersebut di atas bervariasi dan bahkan berbeda dari satu masyarakat dengan masyarakat lainnya menyebabkan unsur kesenian dijadikan unsur pembeda antara satu kelompok etnik dengan kelompok-kelompok etnik lainnya serta digunakan untuk menyatakan jati diri bagi masyarakat.pemiliknya.

Kesenian sesungguhnya mula-mula merupakan ekpresi diri person atau individu-individu tertentu dalam suatu kebudayaan untuk berkomunikasi dengan orang lain dalam bentuk lambang-lambang atau simbol-simbol berupa bunyi, suara dan motif yang mengandung ide dan perasaan sang penciptanya mengenai totalitas dunia dimana dia berada dan hidup dengan bentuk-bentuk penyampaian yang indah untuk dipandang, enak dan teraharu untuk didengar dan dirasa, yang kemudian menjadi milik bersama masyarakatnya.

Selain kesenian mempunyai fungsi estetika, yaitu untuk memenuhi rasa indah dalam hal memandang sesuatu karya misalnya lukisan, ukiran dan arsitek bangunan atau rasa enak dan teraharu untuk mendengar sesuatu karya melodi atau lagu, nyanyaian, juga unsur kesenian mempunyai fungsi untuk mempererat hubungan-hubungan social antar warga komunitas dalam suatu kebudayaan, misalnya membangkitkan rasa semangat untuk bertindak, rasa solidaritas untuk memperkokoh kembali hubungan-hubungan sosial antara warga masyarakat dan juga rasa terpesona terhadap suatu peristiwa dan terharu mengenang suatu peristiwa yang dialami bersama pada masa lampau. Disamping itu kesenian berfungsi pula untuk berkomunikasi dengan alam gaib atau kekuatan supernatural melalui penggunaan simbol-simbol baik berupa suara, nada dan gerakan-gerakan kaki, tangan maupun bagian-bagian lain dari tubuh untuk menambah sifat kesakralan dalam ritus-ritus keagamaan.

Dengan demikian maka kesenian adalah salah satu unsur budaya yang tidak terpisahkan dari unsur-unsur budaya lainnya dan merupakan unsur pendorong semangat hidup yang kuat bagi masyarakat. Oleh karena pentingnya unsur kesenian dalam kehidupan masyarakat maka selalu dipelihara dan disesuaikan dengan perkembangan zaman namun makna yang terkandung di dalamnya tetap terpelihara dan dijaga.

Kesenian yang menjadi obeyek penelitian ini adalah kesenian yang terdapat pada masyarkat yang mendiami suatu wilayah kebudayaan yang disebut IMEKO. IMEKO adalah suatu wilayah geografis yang terletak di bagian selatan Kabupaten Sorong Selatan. Secara administrasi wilayah kebudayaan ini terdapat pada tiga distrik, yaitu Distrik Kais, Distrik Inanwatan dan Distrik Kokoda. Kata IMEKO sendiri diangkat dari nama-nama tempat yang terdapat di wilayah ini, yaitu fonem i dari fonem pertama dari nama Inanwatan, fonem-fonem m dan e dari fonem pertama dan kedua dari nama Metemani dan fonem k dan o dari fonem pertama dan kedua dari nama Kokoda. Di wilayah IMEKO terdapat enam kelompok etnik berdasarkan bahasa-bahasa yang digunakan oleh penduduk asli yang mendiami wilayah ini. Kelompok-kelompok etnik itu adalah Inanwatan dan Iwari di Distrik Inanawatan, Eme dan Awe’e di Distrik Kokoda dan Dema dan Meybrat di Distrik Kais.

Wilayah IMEKO disebut sebagai suatu wilayah kebudayaan sebab ciri-ciri kebudayaan yang terdap di wilayah ini menampakkan kesamaan besar baik dari sisi mata pencaharian hidup, dari sisi system kekerabatan, dari sisi kebudayaan material maupun dari sisi kesenian.

Masyarakat IMEKO memiliki kesenian dengan ciri-ciri khas yang membedakan kesenian di wilayah kebudayaan ini dengan masyarakat di wilayah-wilayah kebudayaan lainnya di Tanah Papua. Ciri khas tarian di wilayah IMEKO nampak dalam tarian-tariannya yang menonjolokan gerakan-gerakan dinamis pada bagian pinggang dan pantat serta gerakan-gerakan tangan yang menyerupai jenis-jenis hewan tertentu seperti gerakan sayap burung camar, gerakan sayap burung elang atau gerakan kasuari dan gerakan kanguru. Ciri khas yang menonjolkan gerakan dinamis pada bagian pinggang dan pantat ini menyebabkan tarian-tarian di wilayah ini disebut noabibido artinya tarian goyang pantat.

1 komentar:

Tanggapan anda dengan adanya Laboratorium Media Informasi Kebudayaan Papua ?